Dilema Resign

22.34

Dari judulnya aja pasti udah ketebak dong bahasannya tentang apaa... Yup, resign! Satu kata sejuta makna yang selalu jadi perdebatan siapa pun yang memperbincangkan. Kalo kata kalimat yang lagi nge-hits sekarang itu, "semua akan resign pada waktunya.."

Nah itu juga yang sekarang sedang gw perjuangkan. Resign. Perusahaan tempat gw bekerja sekarang adalah sebuah perusahan berpotensi besar untuk berkembang namun saat ini sedang berlari sangat cepat agar bisa terbang. Semua orang berjuang agar bisa mengangkat nama perusahaan. "Terus kenapa lo mutusin untuk mengundurkan diri?", "Lo ga mau lari bareng yang lain juga?" Bukan, bukan itu. Jawabannya adalah karena gw harus membenahi hidup gw. "Kenapa dibenahin? Emangnya rusak?", Ya menurut lo kerja pagi ketemu tengah malem itu ga ngerusak badan?! Hmm oke gw jelasin.. Salah satu alasan gw untuk resign adalah kesehatan. Mungkin karena sekarang masih muda, makanya belum ngerasain bahkan ga kepikiran dampaknya seperti apa beberapa tahun ke depan.  Gw ga tega sama badan gw yang harus menjalani rutinitas yang sangat tidak teratur. Bangun siang, tidur subuh, bangun sore, tidur pagi. Semua rutinitas yang membuat tubuh tidak sehat. Gw pengen di umur gw yang udah ga muda ini, gw bisa hidup sehat dan teratur. Gw pengen mencoba hal-hal baru yang ga sempet gw lakuin kemaren-kemaren. Karena hidup gw terlalu berharga untuk dilewatin gitu aja cuma dengan bekerja dan bekerja. Ga ada kesempatan untuk hangout sama temen, pergi ke resepsi temen, jalan-jalan, olahraga, belajar ini dan belajar itu. Kalo ngomongin gaya hidup tidak teratur, pulang larut malam bahkan dini hari, mungkin image ini sangat melekat buat mereka-mereka yang kerja di industri kreatif terutama televisi. Tapi balik lagi, ini adalah sebuah pilihan. Ada mereka yang nyaman dengan hidup seperti itu, ya ada juga yang tidak.

2nd reason, ini target hidup gw. Setelah lulus kerja, gw punya cita-cita mau jadi broadcaster yang punya gaji ga kecil dan punya program yang keren. Tapi.. cuma buat pengalaman kerja aja, bukan untuk berkarir. Karena gw bukan cewek yang pikirannya modern-modern amat dengan embel-embel pengen jadi wanita karir. Lalu bertemulah gw dengan perusahaan baru yang alhamdulillah sejalan dengan visi misi gw. So, selama dua tahun ini gw tunaikan kewajiban gw mengabdi di perusahaan tercinta ini. And it's time, gw harus kembali pada pattern yang telah gw tentukan sebelumnya.

Tapi resign di tempat gw ga semudah itu. Gw harus minta izin sama empat orang bos gw dan masing-masing punya cerita ajaib. Mulai dari dipanggil baik-baik, dikasih cuti dulu, sampe dicuekin bos juga sempat gw alami sebulan yang lalu. Sampe akhirnya gw mendapatkan dua restu dan mengalami kegagalan saat menghadapi bos ketiga. Pengajuan resign gw tidak di approve dengan alasan, gw salah satu Production Assistant terbaik di Departemen dia dan masalah jam kerja gw bisa atur sendiri. Oke, mungkin bos gw bener. Tapi tetap, hidup itu pilihan. Dan gw memilih untuk merubah hidup gw dimulai dari saat ini. Karena Allah juga ga akan merubah nasib seseorang, tanpa adanya kemauan dari orang itu sendiri. Insyaallah pilihan gw ini diridhoi sama Allah, aamiin..

You Might Also Like

0 komentar