Sedikit Cerita Antara Kita
23.38
Aku sedang asyik memperhatikan pertunjukan di atas panggung. Ikut bernyanyi seraya menghentakkan kaki mengikuti alunan musik. Suara bariton pria di atas panggung itu menarik perhatianku. Audio dan lighting di panggung ini memang bagus, khas panggung profesional. Ini kali kedua aku mendatangi tempat ini. Ku lihat jam tanganku, menunggu waktu. Katamu, kau akan sampai sekitar pukul sebelas. Hatiku cemas, entah mengapa. Teringat sebenarnya aku sedang merajuk padamu. Karena kata-katamu yang kadang melukai hatiku. Terdengar sepele, tapi menusuk. Dan kamu bilang, aku selalu mengganggumu. Maka ku putuskan untuk diam.
SOURCE |
Ya, kamu memang seperti itu. Tapi aku tahu itu hanya alasanmu. Alasan agar terus mendapatkan perhatianku. Karena kamu tahu, aku tidak akan lama menjauhimu. Aku akan berubah kembali seperti biasa dengan sendirinya. Begitulah kamu menyepelekan rajukanku. Tapi ya, memang.. Itu aku.. Aku tak sanggup untuk tidak menggodamu. Memberikan pelukan terbaikku yang selalu saja kau hindari. Pernah saat kamu pasrah menerima pelukanku, malah aku ketakutan. Kita ini memang lucu. Banyak orang pun setuju. Seperti kisah cinta jaman SMA, katanya. Tapi aku tak peduli, aku tidak mau melewatkan momen-momen absurd itu.
Semua berawal ketika aku tidak suka melihat kelakuanmu. Diam, tapi bukan pendiam. Entah apa yang memancar dari dirimu. Kamu bagai medan magnet yang kuat, menarikku ke bagian terdalam. Hingga aku tak berdaya. Saat aku menggodamu, kau akan memberontak. Tapi dengan begitu, aku tidak melihatmu tertunduk misterius di balik laptop merah itu. Sungguh membosankan melihatnya. Padahal kau sangat manis saat tertawa.
Milkshake vanila-ku tinggal setengah gelas. Masih kurang sepuluh menit sebelum pukul sebelas. Ya, kamu orang yang sangat tepat waktu. Bagimu waktu adalah hidup. Menyia-nyiakan waktu, sama saja dengan menyia-nyiakan hidup. Walau aku sedang marah, aku tetap mengajakmu bertemu. Perasaanku sedang kacau. Seperti ada yang menghimpit dadaku, berat. Biasanya setelah mengobrol denganmu, beban itu akan hilang. Berangsur-angsur lenyap seiring aku mendengar suaramu. Menyelami dalamnya tatapanmu. Menikmati kesunyian saat kita bersama. Tapi akankah sama kali ini?
Panggung ini kembali mendapatkan perhatianku. Lagu yang tak asing di telingaku,"She's Gone" milik Steelheart. Aku terhanyut menikmati lagu, larut dalam lirik yang penuh dengan penyesalan. Ku palingkan pandanganku. Seakan waktuku terhenti, sekelilingku melambat. Kamu muncul bagai malaikat peneduh jiwa. Tidakkah penampilan, atau matamu.. Atau apapun itu, yang pasti menenangkan hatiku. Kamu, entah kapan datangnya. Dalam sekejap sudah duduk santai menikmati alunan lagu tepat di sampingku. Lama aku menatapmu, terlalu lama hingga kamu tersadar lalu melambaikan tanganmu di depan wajahku.
"Heh! Bengong! Udah lama? Sorry ya telat, tadi gw nonton serial favorit gw dulu. Kenapa sih? Tumben banget ngajak ketemuan disini."
"Ada yang perlu gw omongin Ta.. Sebelum gw pergi ke Seoul."
"Lo mau ke Seoul? Ngapain? Ngejar boyband yang lo suka itu? Cowok-cowok plastik!"
"Ga, gw mau lanjut S2 disana. Hmm makanya gw minta lo kesini, gw mau bilang.."Aku melanjutkan kalimatku dengan terbata.
"Gw sayang sama lo Ta. Gw ga tau lo sadar atau ga kalo selama ini yang gw rasain ke lo itu sayang. Entah ke depannya nanti akan berubah atau ga, sekarang gw ga mau itu. Yang gw mau cuma lo tau perasaan gw tanpa harus ada yang berubah. Seenggaknya, ga akan ada penyesalan buat gw di kemudian hari karena ga berani ngungkapin perasaan ini ke lo! Makasih untuk semua keabsurdan yang pernah ada di antara kita."
SOURCE
0 komentar